Coba Ikutan Aja Dech....

Senin, 28 Desember 2009

Situs Jejaring Sosial

SITUS JEJARING SOSIAL

Social Software

Social software merupakan suatu cakupan dari sistem software yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar. Karakteristik dari sebuah social software adalah memiliki open APIs, desain arsitektur yang berbasiskan service-oriented (SOA), dan kemampuan untuk upload data maupun media. Dari karakteristik yang telah disebutkan, social software termasuk Web 2.0 dan Enterprise 2.0 dimana cakupannya adalah untuk aplikasi bisnis skala besar.

adapun perubahan persepsi yang saya kutip dari alamat di atas adalah tentang software sosial tersebut, yaitu:

  1. untuk kebutuhan, software konvensional lebih ditekankan kepada perusahaan yang membutuhkan, sedangkan software sosial dapat diinisialisasi oleh konsumen(pemakai),

  2. kedua yaitu fokus. pada software konvensional titik fokus ditujukan kepada sisi internal perusahaan, sedangkan software sosial bisa dikatakan menekankan pada sisi sosial atau eksternal,

  3. ketiga, tujuan. maksud dari dibuatnya software konvensional adalah untuk mendapatkan keuntungan dan efesiensi serta produktifitas, sedangkan pada software sosial lebih diutamakan sisi emosional.

Senin, 21 Desember 2009

2010 Formula 1 Team and Driver Line-up

Daftar Sementara Tim Dan Pembalap F1 2010 :

Mercedes Grand Prix Engine: Mercedes Tyre: Bridgestone Country: UK/Germany

Formula 1 Race Driver Line-up (second driver yet to be confirmed)

Nico Rosberg
(Germany) - Story

Possibilities:
Michael Schumacher
(Germany)
Nick Heidfeld
(Germany)

Formula 1 Test Drivers: TBA

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - Brawn Grand Prix was bought by Mercedes Benz and renamed Mercedes Grand Prix - Story
Jenson Button moves to McLaren
Rubens Barrichello moves to Williams

Red Bull Racing Engine: Renault Tyre: Bridgestone Country: Austria/UK
Formula 1 Race Driver Line-up (both drivers confirmed)

Mark Webber (Australia) - Story
Sebastian Vettel (Germany)

Rumours that team is negotiating with Kimi Raikkonen!

Engine switch to Mercedes power rumoured

Formula 1 Test Driver: TBA

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - TBC

Vodafone McLaren Mercedes Engine: Mercedes Tyre: Bridgestone Country: UK
Formula 1 Race Driver Line-up (both drivers confirmed)

Lewis Hamilton (Britain) - Confirmed with team until end of 2012 - Story
Jenson Button (Britain) - Confirmed with team on a multi-year deal - Story

Formula 1 Test Driver(s): TBA

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - Heikki Kovalainen leaves the team, joins Lotus F1

Scuderia Ferrari Marlboro Engine: Ferrari Tyre: Bridgestone Country: Italy
Formula 1 Race Driver Line-up (both drivers confirmed)

Felipe Massa (Brazil) - Story
Fernando Alonso (Spain) - Story

Formula 1 Test Driver(s): Giancarlo Fisichella (Italy) Luca Badoer (Italy) - TBC

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: To be announced (TBA)
Changes for 2010 F1 Season - Kimi Raikkonen leaves the team

Panasonic Toyota Racing Engine: Toyota Tyre: Bridgestone Country: Japan

Team announces withdrawl from the 2010 F1 Championship. Future of team likely to be reduced for participation in other racing series
Changes for 2010 F1 Season - Team withdraws from Formula 1. Jarno Trulli yet to announce plans for 2010. Timo Glock signs with Manor (Virgin)

Sauber F1 Engine: Ferrari Tyre: Bridgestone Country: Switzerland
Formula 1 Race Driver Line-up (2nd driver yet to be confirmed)

Kamui Kobayashi
(Japan) - Story

Possibilities:
Nick Heidfeld
(Germany)
Pedro de la Rosa
(Spain)
Vitaly Petrov
(Russia)

BMW withdrew from Formula 1 at the end of 2009. Team sold to an investment company called Qadbak

Qadbak sale fails and team is sold back to Peter Sauber - Story

FIA awards BMW Sauber 14th place (if the other teams agree or if a vacancy becomes available) - Story

FIA awards BMW Sauber a place on the 2010 grid following the withdrawl of Toyota - Story

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBC
Changes for 2010 F1 Season - Team sold back to Peter Sauber. Driver lineup yet to be confirmed

AT&T Williams F1 Engine: Cosworth Tyre: Bridgestone Country: UK
Formula 1 Race Driver Line-up (both drivers confirmed)

Nico Hulkenburg (Germany)
Rubens Barrichello (Brazil)

Engine switch to Cosworth

Formula 1 Test Drivers: TBA

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - Both drivers changed. Engine changed to Cosworth

Renault F1 Engine: Renault Tyre: Bridegstone Country: France/UK
Formula 1 Race Driver Line-up - (2nd driver yet to be confirmed)

Robert Kubica (Poland) - Confirmed - Story

Possibilities:
Romain Grosjian
(France)
Kamui Kobayashi
(Japan)
Franck Montagny
(France)
Nick Heidfeld
(Germany)
Vitaly Petrov (Russia)

Formula 1 Test Driver(s): TBA

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - Fernando Alonso leaves team and joins Ferrari
Team stays in F1 after selling a large stake to Genii Capital - Story

Force India F1 Engine: McLaren Tyre: Bridgestone Country: UK/India
Formula 1 Race Driver Line-up (both drivers confirmed)

Adrian Sutil (Germany) - Story
Vitantonio Liuzzi (Italy) - Story

Formula 1 Test Driver: TBA

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - TBC

Scuderia Toro Rosso Engine: Ferrari Tyre: Bridgestone Country: Austria/UK
Formula 1 Race Driver Line-up (second driver yet to be confirmed)

Sebastien Buemi (Switzerland) - Confirmed by spokesperson

Possibilities:
Jamie Alguersuari
(Spain) - Strongly linked with second seat
Brendon Hartley (New Zealand)

Formula 1 Test Driver: TBA

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - TBC

US F1 Team Engine: Cosworth Tyre: Bridgestone Country: USA
Formula 1 Race Driver Line-up (both drivers yet to be confirmed)

Possibilities:
Jose Maria Lopez
(Argentina)
Pedro de la Rosa
(Spain)
Jacques Villeneuve
(Canada)
Jonathan Summerton (USA)
Marco Andretti (USA)
Graham Rahal (USA)
Alex Wurz
(Austria) - Link unlikely (story)

Formula 1 Test Driver: TBA

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - New F1 team

Campos Meta 1 Engine: Cosworth Tyre: Bridgestone Country: Spain
Formula 1 Race Driver Line-up (second driver yet to be confirmed)

Bruno Senna (Brazil) - Story

Possibilities:
Pedro de la Rosa
(Spain)
Pastor Maldonado (Venezuela)
Vitaly Petrov (Russia)

Formula 1 Test Driver: TBA

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - New F1 team

Virgin Racing Engine: Cosworth Tyre: Bridgestone Country: UK
Formula 1 Race Driver Line-up (second driver yet to be confirmed)

Timo Glock (Germany) - Story
Lucas di Grassi (Brazil) - Story

Formula 1 Reserve Driver: Alvaro Parente (Portugal)
Formula 1 Test Driver: Luiz Razia
(Brazil)

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - New F1 Team

Lotus F1 Racing Engine: Cosworth Tyre: Bridgestone Country: UK/Malaysia
Formula 1 Race Driver Line-up (both drivers confirmed)

Team confirmed as 13th team for the 2010 F1 season - Story

Jarno Trulli (Italy) - Story
Heikki Kovalainen
(Finland) - Story

Formula 1 Test and Reserve Driver: Fairuz Fauzy (Malaysia) - Story

2010 F1 Car Track Debut / Launch Date: TBA
Changes for 2010 F1 Season - New F1 Team

Minggu, 06 Desember 2009

"Trapped Inside a Broken Judicial System After Hitting Send"

"Trapped Inside a Broken Judicial System After Hitting Send"
Source: New York Times, 5 December 2009

Prita Mulyasari menjadi terkenal, sebagaimana advokatnya menyatakan , Dari “e-mail" bisa ke penjara”

Siksaan ini Prita mulai dapatkan ketika dia mengirim pesan email keluhan tentang jeleknya pelayanan yang dia terima dari rumah sakit ke 20 famili, teman-teman dan kawan sekantornya. Pesan email, yang akhirnya beredar dari satu email group satu ke yang lainnya, akhirnya jatuh masuk ke tangan Pengacara RS OMNI, dimana mengugat selanjutnya utk delik aduan Fitnah. Sangat cepat dari delik aduan, Prita Mulyasari, 32, ibu dua bayi, sudah langusng ke sel penjara dengan mereka kelompok para pembunuh dan kelompok lapisan masyarakat yang dihukum diatas enam tahun penjara. Inilah bukti kuat orang awam biasa bisa masuk penjara di negara indonesia, negara yang paling korup sistem hukumnya.

Namun cerita Prita Mulyasari tidak berakhir di sana. Setelah kata keadaan ini bocor keluar ke masyarakat umum, dukungan untuk Prita membengkakkan di berbagai Indonesia, blog, dan juga media lainnya, yang memaksa para mafia hukum mengeluarkan dia setelah tiga minggu di penjara. (BANGSAT KEPARAY MAFIA HUKUM)

“Masyarakat selalu kalah dengan orang yang berkuasa di negara ini, ” Kata Prita Mulyasari. “Saya hanyalah seorang ibu biasa, seperti setiap orang biasa lainnya, setelah orang mengenali saya dan merela langsung merasa simpati”


[Persidangang tetap dilanjutkan yang hasilnya malah menetapkan status hukum 6 bulan penjara dan denda 204 juta]. Apapun hasil dari pesidangan lanjutan , ini akan menjadi preseden berlanjutnya berbagai skandal sejenis (walau tidak terkait secara lansung) yang melibatkan para [bangsat keparat] Mafia Kepolisian Nasional, Mafia Pengadilan Indonesia dan [Lembaga Pemberantasan Korupsi]. Kasus yang bersamaa juga terjadi [kasus Anggod-] yang menunjukkan adanya bukti penyogokan pejabat kepolisian, jaksa dan kehakiaman untuk memanipulasi hasil persidangan.

Sementara itu, disisi lain orang biasa akan mendapat hukuman sangat berat terhadap pelanggaran kecil yang tak berbahaya. Bahkan bulan yang November lalu, seorang nenek buta huruf di Jawa Tengah dihukum karena mencuri bauah coklat seharga 1500 rupiah, berakibat dipenjara hingga 45 hari. Juga kasus lainnya di Jakarta, seorang pria ditangkap karena mecharge hanphone di dalam gang kompleks rusunnya.

Selanjutnya silakan baca langsung di :
http://www.nytimes.com/2009/12/05/world/asia/05mulyasari.html?pagewanted=2&_r=1

Minggu, 01 November 2009

Etika Ber-Internet

Saling Menghormati dan Berperilaku Baik. Ini adalah istilah umum yang biasa dipakai ketika orang saling berkomunikasi. Apalagi sebagai umat Islam, semuanya ini termasuk sebagai bagian dari Ibadah.

Tidak ada bedanya ketika kita berkomunikasi juga secara online di dunia maya (Cyberspace). Bagaimana kita akan dianggap, tipe orang seperti apakah kita, kredibilitas kita, profesionalisme dan etika (akhlak) kita akan dinilai dengan bagaimana kita berkomunikasi dengan orang line secara online.

Untuk itu, ada beberapa etika yang perlu diketahui ketika kita berkomunikasi dengan orang. Berikut ini adalah beberapa hal dasar yang perlu diketahui (Common Courtesies):
  1. Jangan menulis dengan huruf besar
    Menulis dengan huruf besar sama dengan berteriak. Orang tidak suka berkomunikasi dengan orang yang berteriak-teriak, seolah-olah dia tidak mendengarkan
  2. Menahan diri dari menggunakan huruf berwarna dan gambar/warna background.
    Pilihan warna akan mempersulit pemrosesan email, dan bisa mengakibatkan sulit dibaca, sehingga isi yang ingin disampaikan tidak sampai.
  3. Pada saat dimana kita perlu mengirimkan email ke beberapa orang atau group, gunakan fasilitas BCC (Blind Carbon Copy), sehingga email orang lain yang menerima email kita tidak bisa dilihat oleh penerima yang lain. Daftar email yang panjang di field Cc: menunjukkan bahwa si pengirim masih belajar ber-email atau tidak menghargai "privacy" orang lain.
  4. Untuk orang yang baru ber-email, ingat hal berikut:
    • Jangan mem-forward "dumb joke", "chain letter", atau "unimportant email" tanpa permisi orang lain
    • Mem-forward email bisa membuat penuh "mailbox" orang lain, menghabiskan "resources" orang lain, dan bisa menyebabkan email mental
    • Mereka mungkin sudah pernah lihat email tsb dan tidak menyukainya
    • Mem-forward "humorous email" bisa menyinggung perasaan orang atau merasa bosan dengan mendapatkan email yang sama dari seseorang yang baru belajar online
  5. Jangan pernah memberikan nomor telepon atau personal information
  6. Gunakan Internet untuk mencari informasi yang diperlukan
    Gunakan search engine yang tepat
  7. Jangan gunakan "Return Receipt" untuk setiap email yang dikirim
    Seolah-olah kita ingin tahu apakah mereka membuka email yang kita kirim
  8. Setiap orang masih belajar
    Internet berubah setiap hari, dan kita semua harus mempelajari perubahan yang ada
  9. Kalau menerima "nasty" email, jangan langsung membalas
  10. Ingat bahwa email pribadi adalah hak cipta si penulis
    Jika ingin memforward email pribadi, sempatkan meminta izin dari penulis
  11. Selalu minimize atau kompress file menjadi "zip" file dengan attachment
    Tidak semua orang mempunyai hi-speed internet access, dan tidak semua orang mempunyai kapasitas email yang tidak terbatas
  12. Jangan memforward "virus warnings"
    Kebanyakan email "virus warning" adalah "hoax" atau "tipuan". Periksa dulu di http://securityresponse.symantec.com/avcenter/hoax.html sebelum mengirim email.
Diambil dari:
http://www.onlinenetiquette.com/courtesy1.html

Sabtu, 03 Oktober 2009

Ubiquitous Computing – Era Ketiga dari Revolusi Komputer

Ubiquitous Computing – Era Ketiga dari Revolusi Komputer

Walau sebagian besar masyarakat umum belum menyadarinya namun pada dasarnya saat ini kita telah berada di era ketiga dari revolusi komputer, yaitu era ubiquitous computing. Era di mana komputer dapat ditemukan di mana saja, di telepon seluler, toaster, mesin cuci, mesin game, bahkan pada kartu pintar (smart card). Bila pada era pertama dari revolusi komputer ditandai dengan komputer mainframe yang berukuran raksasa dan digunakan bersama-sama oleh banyak orang (one computer many people), era kedua ditandai dengan eksistensi dan perkembangan dari personal computer (one computer one person), maka pada era ketiga ini seseorang dalam kehidupannya sehari-hari dapat berinteraksi dengan banyak komputer (one person many computers).

1. Introduksi
Istilah ubiquitous computing –selanjutnya dalam artikel ini akan disingkat sebagai ubicomp- pertama kali dimunculkan oleh Mark Weiser, seorang peneliti senior pada Xerox Palo Alto Research Center (PARC) pada tahun 1988 pada sebuah forum diskusi di lingkungan internal pusat riset tersebut. Istilah ini kemudian tersebar lebih luas lagi setelah Weiser mempublikasikannya pada artikelnya yang berjudul ”The Computer of the 21st Century” di jurnal Scientific American terbitan September 1991.

Dalam artikelnya tersebut Weiser mendefiniskan istilah ubicomp sebagai:
”Ubiquitous computing is the method of enhancing computer use by making many computers available throughout the physical environment, but making them effectively invisible to the user”
Apabila diterjemahkan secara bebas maka ubicomp dapat diartikan sebagai metode yang bertujuan menyediakan serangkaian komputer bagi lingkungan fisik pemakainya dengan tingkat efektifitas yang tinggi namun dengan tingkat visibilitas serendah mungkin.

Weiser menjelaskan bahwa terminologi komputer dalam dunia ubicomp tidak terbatas pada sebuah PC, sebuah notebook, ataupun sebuah PDA tetapi berwujud sebagai macam-macam alat yang memiliki sifat demikian natural, sehingga seseorang yang tengah menggunakan ubicomp devices tidak akan merasakan bahwa mereka tengah mengakses sebuah komputer.

Latar belakang munculnya ide dasar ubicomp berasal dari sejumlah pengamatan dan studi di PARC terhadap PC, bentuk komputer yang paling dikenal luas oleh masyarakat. PC yang mempunyai kegunaan dan manfaat demikian besar ternyata justru seringkali menghabiskan sumberdaya dan waktu bagi penggunanya, karena PC membuat penggunanya harus tetap berkonsentrasi pada unit yang mereka gunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, PC justru membuat mereka terisolasi dari aktifitas lainnya. Dengan kata lain dibanding menghemat sumberdaya dan waktu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan, PC justru menambah beban untuk tetap menjaga konsentrasi dan fokus pemikiran kita pada sang alat. Segala fokus dan sumberdaya ini akan tersedot secara berlipat ganda oleh PC apabila terjadi permasalahan yang mengarah pada teknologi, semacam serangan virus atau kerusakan teknis.

Untuk lebih memahami ubicomp kita dapat memandang konsep Virtual Reality (VR) sebagai kebalikan 1800 darinya. Konsep dasar VR adalah mencoba membuat suatu dunia di dalam komputer. Pengguna memakai berbagai macam alat semacam VR goggles, body suit, atau VR glove yang dapat menerjemahkan gerakan mereka sehingga dapat digunakan untuk memanipulasi obyek virtual. Meski VR membawa penggunanya untuk menjelajahi alam realitas melalui simulasi, misalnya pada simulasi penjelajahan di luar angkasa, VR tidak dapat dipungkiri tetap sebuah peta dan bukan sebuah area di dunia nyata. VR mengabaikan orang-orang di sekitar user, mengabaikan bangku tempat duduk user, dan berbagai aspek nyata lainnya. Dapat dikatakan bahwa VR berfokus pada usaha mensimulasikan dunia nyata ke dalam komputer dibanding memanipulasi secara langsung object atau state dunia nyata untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Di lain pihak ubicomp justru berusaha memanipulasi object dan state di dunia nyata untuk menyelesaikan permasalahan yang nyata pula.

Ubicomp menjadi inspirasi dari pengembangan komputasi yang bersifat “off the desktop”, di mana interaksi antara manusia dengan komputer bersifat natural dan secara perlahan meninggalkan paradigma keyboard/mouse/display dari generasi PC. Kita memahami bahwa jika seorang manusia bergerak, berbicara atau menulis hal tersebut akan diterima sebagai input dari suatu bentuk komunikasi oleh manusia lainnya. Ubicomp menggunakan konsep yang sama, yaitu menggunakan gerakan, pembicaraan, ataupun tulisan tadi sebagai bentuk input baik secara eksplisit maupun implisit ke komputer. Salah satu efek positif dari ubicomp adalah orang-orang yang tidak mempunyai keterampilan menggunakan komputer dan juga orang-orang dengan kekurangan fisik (cacat) dapat tetap menggunakan komputer untuk segala keperluan.

Dua contoh awal dari pengembangan ubicomp adalah Active Badge dari Laboratorium Riset Olivetti dan Tab dari Pusat Riset Xerox Palo Alto. Active Badge dikembangkan sekitar tahun 1992, berukuran kira-kira sebesar radio panggil (pager), alat ini terpasang di saku pakaian atau sabuk para pegawai dan digunakan untuk memberikan informasi di mana posisi seorang karyawan dalam kantor, sehingga saat seseorang ingin menghubunginya lewat telepon secara otomatis komputer akan mengarahkan panggilan telepon ke ruang di mana orang tersebut berada. Sedangkan Xerox PARC Tab yang juga dikembangkan pada sekitar tahun 1992 adalah sebuah alat genggam (handheld) dengan kemampuan setara dengan sebuah communicator. Patut diingat kedua alat ini diciptakan sekitar 15 tahun lalu dan bahkan sempat diproduksi secara komersial jauh sebelum era telepon seluler 3G yang tengah kita alami saat ini.

2. Aspek-aspek yang Mendukung Pengembangan Ubiquitous Computing

Sebagai sebuah teknologi terapan ataupun sebagai sebuah cabang dari ilmu komputer (Computer Science) pengembangan ubicomp tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek ilmu komputer yang lain. Aspek-aspek penting yang mendukung riset pengembangan ubicomp adalah:

 Natural Interfaces
Sebelum adanya konsep ubicomp sendiri, selama bertahun-tahun kita telah menjadi saksi dari berbagai riset tentang natural interfaces, yaitu penggunaan aspek-aspek alami sebagai cara untuk memanipulasi data, contohnya teknologi semacam voice recognizer ataupun pen computing. Saat ini implementasi dari berbagai riset tentang input alamiah beserta alat-alatnya tersebut yang menjadi aspek terpenting dari pengembangan ubicomp.


Kesulitan utama dalam pengembangan natural interfaces adalah tingginya tingkat kesalahan (error prone). Dalam natural interfaces, input mempunyai area bentuk yang lebih luas, sebagai contoh pengucapan vokal “O” oleh seseorang bisa sangat berbeda dengan orang lain meski dengan maksud pengucapan yang sama yaitu huruf “O”. Penulisan huruf “A” dengan pen computing bisa menghasilkan ribuan kemungkinan gaya penulisan yang dapat menyebabkan komputer tidak dapat mengenali input tersebut sebagai huruf “A”.
Berbagai riset dan teknologi baru dalam Kecerdasan Buatan sangat membantu dalam menemukan terobosan guna menekan tingkat kesalahan (error) di atas. Algoritma Genetik, Jaringan Saraf Tiruan, dan Fuzzy Logic menjadi loncatan teknologi yang membuat natural interfaces semakin “pintar” dalam mengenali bentuk-bentuk input alamiah.

 Context Aware Computing
Context aware computing adalah salah satu cabang dari ilmu komputer yang memandang suatu proses komputasi tidak hanya menitikberatkan perhatian pada satu buah obyek yang menjadi fokus utama dari proses tersebut tetapi juga pada aspek di sekitar obyek tersebut. Sebagai contoh apabila komputasi konvensional dirancang untuk mengidentifikasi siapa orang yang sedang berdiri di suatu titik koordinat tertentu maka komputer akan memandang orang tersebut sebagai sebuah obyek tunggal dengan berbagai atributnya, misalnya nomor pegawai, tinggi badan, berat badan, warna mata, dan sebagainya.
Di lain pihak Context Aware Computing tidak hanya mengarahkan fokusnya pada obyek manusia tersebut, tetapi juga pada apa yang sedang ia lakukan, di mana dia berada, jam berapa dia tiba di posisi tersebut, dan apa yang menjadi sebab dia berada di tempat tersebut.
Dalam contoh sederhana di atas tampak bahwa dalam menjalankan instruksi tersebut, komputasi konvensional hanya berfokus pada aspek “who”, di sisi lain Context Aware Computing tidak hanya berfokus pada “who” tetapi juga “when”, “what”, “where”, dan “why”.
Context Aware Computing memberikan kontribusi signifikan bagi ubicomp karena dengan semakin tingginya kemampuan suatu device merepresentasikan context tersebut maka semakin banyak input yang dapat diproses berimplikasi pada semakin banyak data dapat diolah menjadi informasi yang dapat diberikan oleh device tersebut.

 Micro-nano technology
Perkembangan teknologi mikro dan nano, yang menyebabkan ukuran microchip semakin mengecil, saat ini menjadi sebuah faktor penggerak utama bagi pengembangan ubicomp device. Semakin kecil sebuah device akan menyebabkan semakin kecil pula fokus pemakai pada alat tersebut, sesuai dengan konsep off the desktop dari ubicomp.
Teknologi yang memanfaatkan berbagai microchip dalam ukuran luar biasa kecil semacam T-Engine ataupun Radio Frequency Identification (RFID) diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk smart card atau tag. Contohnya seseorang yang mempunyai karcis bis berlangganan dalam bentuk kartu cukup melewatkan kartunya tersebut di atas sensor saat masuk dan keluar dari bis setelah itu saldonya akan langsung didebet sesuai jarak yang dia tempuh.

3. Isu-isu Seputar Ubicomp

 Security
Ubicomp membawa efek meningkatnya resiko terhadap security. Penggunaan gelombang, infra merah, ataupun bentuk media komunikasi tanpa kabel lain antara alat input dengan alat pemroses data membuka peluang bagi pihak lain guna menyadap data. Sebagai implikasinya sang penyadap dapat memanfaatkan data tersebut untuk kepentingan mereka. Saat ini berbagai riset tentang pengiriman data yang aman, termasuk penelitian terhadap protokol-protokol baru, menjadi salah satu fokus utama dari riset tentang ubicomp.

 Privasi
Penggunaan devices pada manusia menyebabkan ruang pada privasi semakin mengecil. Dengan alasan efisiensi waktu pegawai seorang pimpinan dapat meminta semua karyawannya memakai tag yang dapat memonitor keberadaan karyawan tersebut di kantor. Hal ini menyebabkan sang karyawan tidak lagi mendapatkan privasi yang menjadi haknya karena keberadaannya dapat dipantau setiap saat oleh sang pimpinan beserta data yang menyertainya, misalnya sang pimpinan menjadi dapat mengetahui berapa kali sang karyawan pergi ke toilet hari itu.
Di dalam beberapa film fiksi ilmiah kita sering melihat bagaimana pemerintah suatu negara yang paranoid berusaha memberikan tag pada setiap warganya demi mendapatkan data dengan dalih keamanan nasional. Apabila tidak mempertimbangkan hak-hak privasi dan etika, dengan teknologi saat ini pun hal tersebut sudah dapat diaplikasikan.

 Wireless Speed
Dengan berbagai macam ubicomp devices tuntutan akan kecepatan teknologi komunikasi nirkabel menjadi sesuatu yang mutlak. Teknologi saat ini menjamin kecepatan ini untuk satu orang atau beberapa orang dalam sebuah grup. Tetapi ubicomp tidak hanya berbicara tentang satu device untuk satu orang, ubicomp membuat seseorang dapat membawa beberapa devices dan ubicomp juga harus dapat dimanfaatkan di area yang luas semacam stasiun, teknologi yang ada saat ini belum mampu menjamin kecepatan untuk situasi semacam itu karena itu ubicomp dapat menjadi tidak efektif apabila tidak didukung perkembangan teknologi nirkabel yang dapat menyediakan kecepatan yang dibutuhkan

Referensi:

1. Charting Past, Present, and Future Research in Ubiquitous Computing
Paper yang ditulis oleh Gregory D. Abowd dan Elizabeth D. Mynatt, dua orang pakar Interaksi Manusia dan Komputer dari Georgia Institute of Technology dan dipublikasikan pada ACM Transaction on Human Computer Interaction Volume 7 Tahun 2000 ini mendeskripsikan dengan jelas dan detail sejarah riset dan kondisi eksisting dari riset tentang ubicomp.

2. IEEE Pervasive Computing
Majalah dua bulanan ini merupakan sumber berita tentang teknologi terbaru dari mobile dan ubiquitous system.

Ayo Ikutan PTC